Rabu, 09 Mei 2018

Pekan Perkenalan




Khutbatu-l-Iftitah
atau Khutbatu-l-Arsy
atau Khotbah Perkenalan
atau Khotbah Perploncoan
Telah menjadi sunnah pondok setiap awal tahun ajaran diadakan Khutbatu-l-Arsy, Khotbah Perkenalan, atau Khotbah Perploncoan. Dinamakan demikian karena menyimpulkan atau menggambarkan segala sesuatu yang akan dihadapi dalam tahun-tahun yang akan datang.
Jadi, mirip dengan pidato pembukaan tahun dalam suatu organisasi atau pemerintah. Yang pokok isinya tiga masalah:
1. Perkenalan (kedalam, keluar, meluas dan menyeluruh)
2. Perploncoan.
3. Jangka-jangka dan program-program.

Berkaitan dengan poin pertama, segala hal tentang kepondokpesantrenan telah diulas secara panjang lebar di pembahasan sebelumnya. Selanjutnya dalam bagian ini akan diulas apa itu perploncoan serta program dan kegiatan dalam Pondok Pesantren Modern As-Salam Mojokerto.
Arti pelonco di sini: masih muda atau masih mulai.
Perploncoan berarti mempermuda atau meremajakan jiwa dan perasaan. Kembali muda untuk kepentingan pendidikan. Karena itu, perploncoan amat penting bagi:
a. Perguruan anak dewasa.
b. Tiap-tiap perguruan.
Jadi, tidak ada perbedaan pendapat tentang pentingnya perploncoan ini. Tapi caranya berbeda-beda. Ada yang dengan cara digunduli, dicoba mengemis, dicoba disuruh menari di muka umum, dan lain sebagainya yang berupa tugas yang berat-berat. Namun di pondok pesantren cukup dikenalkan nilai-nilai kepesantrenan, yang kemudian ditanamkan dalam-dalam di hati sanubari setiap santri.
Ingatlah, orang yang merasa dirinya penuh isi, telah merasa berat, telah merasa pandai, dan merasa cukup, orang serupa itu sukar dibentuk, sukar ditambah ilmunya, sukar bertambah isinya, dan sukar bertambah besar, kalau tidak dikatakan mustahil. Barangkali sifat orang ini mirip dengan sifat Bani Israel yang berkata, “Qulubuna ghulfun.” Hati kami telah penuh.
Dan tepat apa yang difirmankan Allah SWT:
كَلا إِنَّ الإنْسَانَ لَيَطْغَى (٦)أَنْ رَآهُ اسْتَغْنَى (٧)
Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena Dia melihat dirinya serba cukup. (QS. al-Alaq [96]: 6-7)
Mengingat semua itu, anak-anak kita menghajatkan perploncoan/perkenalan, juga untuk mengenal diri. Banyak orang yang ingin muda kembali, tetapi muda umur tidak mungkin, hanya dapat merasa muda kembali untuk kepentingan belajar.
Marilah kita mudakan jiwa dan perasaan kita. Kembali muda dengan arti kata:
a. Sanggup diisi, merasa kurang.
b. Sanggup dibentuk, minta dipimpin.
c. Minta dikoreksi, mau diperingatkan, bahkan minta dikoreksi dan diperingatkan.
Apabila demikian jiwa kita, itulah artinya kita masih muda, belum tua. Never too old to learn.
Kita dalam perguruan, berarti dalam tempat persemaian, tempat latihan hidup, untuk hidup di masyarakat kelak.
Dalam berlatih, harus ada koreksi, baik dalam soal-soal besar ataupun yang kecil-kecil. Apa artinya seorang belajar khot (menulis halus) atau menggambar, tapi tidak mau dikoreksi?
Pemuda yang mau masuk lingkungan perguruan atau balai pendidikan ini berarti telah siap digembleng, dibentuk dan dikoreksi; dan berarti pula harus membuang keangkuhan dirinya, kembali muda meskipun sebelum ini di rumah atau di kampungnya telah dipuja-puja orang, diagung-agungkan, didewa-dewakan. Barang siapa yang tidak siap dibentuk, tidak di sini tempatnya
Dongeng
Pernah terjadi di sini, ada beberapa orang anak memakai pakaian yang kurang pantas, gerak-gerik dan kelakuannya kurang sopan. Dia berasal dari negeri seberang, negara tetangga. Kemudian kami berikan petunjuk dan peringatan dengan maksud untuk memperbaiki anak itu sendiri. Tapi apa reaksi dari anak ini?
Kami dikatakan menyindir, menghina dan mencela atas tingkah lakunya. Sedang ia merasa telah dewasa, telah besar, dan bapak ibunya sendiri segan kepadanya.
Akhirnya, dia lari dari sini dengan harapan dia nanti akan bebas mengerjakan sesuatu degan tidak ada teguran, dengan tidak diinsyafi bahwa masyarakat lebih mengoreksi, bahkan memberikan balasan hukuman akan segala perbuatannya.
Bahkan mungkin sekali koreksi masyarakat nanti akan berupa pukulan, hukuman penjara, dan atau hinaan, dengan malu besar di muka orang banyak, dan mungkin sampai hilang harga dirinya.
Di Sini Siapa Yang Mengoreksi
Dari segala sudut, dari bapak pengasuh, bapak-ibu guru, kepala kelas, dan teman-teman sekelas, kepala kamar, kepala asrama, kepala regu, teman sebangku, pengurus OP3MA, pengurus bagian, dan akhirnya sampai koreksi diri sendiri (zelp correctie).
Dengan teman tunggal guru/tunggal agama (akhun fiddin) dalam satu jamaah, seharusnya sama-sama ikhlas menerima nasihat dan koreksi, baik teman dekat ataupun teman jauh. Teman atau saudara benar-benar ikut bertanggung jawab akan kebaikan kalian. Sekira salah seorang di antara kalian ini ternoda, ia akan terbawa.
Rasa tanggung jawab ini pula yang mendorong, mengoreksi dan mengawasi segala gerak-gerik kalian.
Marilah kita sama-sama ikhlas, tidak malu-malu, tidak segan-segan, dengan hati terbuka sanggup menerima koreksi. Beruntunglah orang yang mempunyai teman yang mau menasihati dan memperbaikinya.
Waktu berjalan demikian sudah dapat kita ikuti, maka Bismillah mulai belajar, masuk menjadi warga Pondok Pesantren Modern As-Salam. Hilangkanlah keadaan dan kebiasaan-kebiasaan di rumah, ikutilah segala disiplin, kembali muda, karena tidak ada istilah tua dalam belajar.
Mungkin ada di antara pelajar, di rumah dia sudah menjadi guru, pemimpin, mubalig, dibapak-bapakan orang, sudah tua, tapi dia datang ke sini, kembali muda. Dengan kata lain, datang ke sini sanggup menjadi murid, bermain-main, berlari-lari, bergaul dengan anak-anak. hilangkanlah ingatan zaman keemasan sewaktu di rumah.
Hidup di pondok pesantren tidak dibeda-bedakan antara anak si kaya dengan anak si miskin, yang tua dengan anak-anak, hanya yang siap sungguh-sungguh, itu yang beruntung.
Dalam Perguruan Tinggi yang sedemikian itu dinamakan perploncoan. Setiap mahasiswa baru mau tak mau harus tunduk kepada apa yang diperintahkan, dianjurkan/diinginkan oleh mahasiswa lama.
Maksudnya, tidak lain agar mahasiswa baru itu tahu bahwa dirinya masih muda, masih bodoh, masih pelonco, dan supaya hilang sifat angkuhnya.
Tetapi perploncoan di sini siswa-siswa baru disuruh melonco dirinya sendiri dengan jalan menghilangkan rasa malu, rasa tua, rasa angkuh, dan supaya selalu ingat, “Datang ke sini untuk apa?”
Anak-anak yang dapat melonco dirinya, dia akan beruntung. Sebesar keinsafanmu, sebesar itu pula keuntunganmu.
Sekarang bacalah surat permohonan untuk masuk menjadi santri Pondok Pesantren Modern As-Salam ini. perhatikanlah syarat-syarat dan janji-janjinya:
1.            Percaya dan taat sepenuhnya kepada Pimpinan Pondok Pesantren Modern As-Salam, serta melaksanakan dengan sebaik-baiknya segala bimbingan Pimpinan Pondok Pesantren Modern As-Salam dalam segala gerak/bidang tanpa membantah.
2.            Menaati segala peraturan/disiplin dan sunnah Pondok serta segala kebijakan pondok, dan tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak dibenarkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Modern As-Salam.
3.            Berpegang teguh kepada prinsip-prinsip Pondok Pesantren Modern As-Salam sebagaimana yang telah berlaku: “Berdiri di atas dan untuk semua golongan.”
4.            Memenuhi dengan sebaik-baiknya segala kewajiban yang telah ditetapkan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Modern As-Salam untuk kepentingan Pondok Pesantren Modern As-Salam, organisasi pelajar, pembayaran makan, dan lain-lain.
5.            Bersedia menerima segala tindakan yang diberikan oleh atau atas nama Pimpinan Pondok Pesantren Modern As-Salam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar