Segala sesuatu di
dunia memiliki ketentuan, peraturan, yang juga disebut disiplin. Masing-masing
yang disesuaikan menurut kedudukan serta keperluan sendiri-sendiri. Ada
disiplin rumah tangga, disiplin organisasi, disiplin partai, disiplin negara
dan disiplin alam.
Ada juga disiplin di
jalan raya, lalu lintas di laut dan udara. Selain itu ada disiplin sendiri,
disiplin kesehatan hingga sampai di hutan sekalipun masih ada disiplinnya.
Binatang di hutan, burung
di udara, ikan di lautan atau air tawar mempunyai peraturan, disiplin
sendiri-sendiri. Disiplin iklim, disiplin alam, disiplin pergaulan dengan teman
sejawat, disiplin dari keadaan tempat, semua harus dipatuhi dengan
sebaik-baiknya.
Ikan yang hidup di air
tawar tidak akan dapat bertahan hidup di air asin (air laut) karena disiplin di
laut berlainan dengan disiplin di air tawar. Demikian pula sebaliknya,
masing-masing mempunyai corak dan bentuk yang berlainan antara satu dengan yang
lain.
Binatang rimba akan lebih
tertib hidupnya di alam rimba raya. Binatang piaraan (ayam, kambing, sapi, dan
lain-lain) akan tenteram hidupnya jika mendapatkan pemeliharaan yang baik dari
tuannya.
Demikianlah keadaan macam
dan corak disiplin di alam binatang, maka lebih-lebih manusia harus memiliki
disiplin yang lebih dari itu, yaitu disiplin antar sesama manusia. Tidak satu
pun manusia di muka bumi ini memiliki kebebasan 100 persen. Sebagaimana pepatah
dalam bahasa Arab, “Kemerdekaan seseorang dibatasi oleh kemerdekaan orang
lain.”
Ia pasti tertumbuk pada
salah satu peraturan yang mungkin mengikat di antara kebebasan hidupnya. Bahkan,
sesudah mati pun masih terkena disiplin yang akan kita terima di akhirat kelak.
Mau tidak mau, berat atau ringannya disiplin yang akan kita terima di akhirat,
tergantung pada usaha dan ikhtiar kita di dunia—meringankan atau memberatkan.
Demikian pula halnya
dengan tiap-tiap agama, masing-masing mempunyai peraturan/disiplin, dalam hal
ini agama Islam mengandung pelajaran yang penting tentang disiplin, lebih-lebih
tentang Zelp Disiplin (mendisiplinkan diri sendiri). Contohnya,
kewajiban melaksanakan shalat lima waktu dengan batas waktu yang telah
ditetapkan, puasa dengan disiplin, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, disiplin
ini bisa diambil pengertian antara perkataan bebas dan merdeka. Bebas bukan
berarti tidak berdisiplin tetapi sebenarnya arti bebas adalah, “Bebas berpikir
dalam memilih dan menentukan disiplin yang akan ditaati.”
Bebas bukan berarti
netral karena netral bersifat pasif tidak kesana dan tidak kemari. Tidak pula
terlalu picik dalam berpikir, mengartikan bebas merdeka dengan arti segala
sesuatu tidak dengan pajak, atau karena merdeka tidak usah membeli tiket saat mau
naik kereta api.
Di Pondok Pesantren Modern
As-Salam tidak ada sesuatu paksaan. Semua santri yang belajar di dalamnya telah
menginjak umur dewasa, setidaknya mereka dianggap dewasa, yang bisa membedakan
antara yang baik dan buruknya suatu pekerjaan.
Pendidikan dan pengajaran
tak dapat dijalankan dengan suatu paksaan terhadap anak yang telah matang otaknya,
cerdas akalnya. Hanya saja ada peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh
anak-anak yang dianggap masih kecil, kekanak-kanakan disebabkan karena lemah
jiwanya ataupun masih dipandang perlu diadakan peraturan tertentu terhadap
anak-anak yang tampak besar badannya tetapi jiwanya masih kecil.
Jika Pondok Pesantren Modern
As-Salam masih menyerukan, mendengungkan disiplin, peraturan ataupun sunahnya
yang telah berlaku, bukan berarti Pondok Pesantren Modern As-Salam mengadakan
suatu peraturan atau paksaan agar santri-santri mau menuruti segala
peraturannya atau meninggalkan semua larangannya. Memaksa! Sekali-kali tidak.
Selama masih memiliki
rasa kesanggupan boleh mencoba dan mengikuti, tetapi boleh juga mengungkapkan
rasa tidak tahan. Senyampang kapal belum berlayar, selagi masih di pelabuhan,
boleh turun bagi yang ragu-ragu dipersilakan untuk turun.
Uang tiket akan
dikembalikan, selamat berpisah, kami akan meneruskan perjalanan ke pulau
idaman. Yang tidak kuat, tentu akan turun atau terpaksa akan diturunkan. Yang
kuat Insya Allah sampai kepada tujuan dengan membawa hasil dan akan terjalin
pula jiwa radhiyatan mardhiyah (puas-memuaskan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar