Rabu, 14 November 2012

Ulama Multidisipliner

Oleh Wiyanto Suud

Tulisan ini dimuat di Republika, Islam Digest, Kolom Kitab, 19 Juli 2009
Nama lengkapnya Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Ahmad bin Rusyd al-Hafidz al-Andalusi al-Qurthubi al-Maliki, yang lebih masyhur dengan sapaan Ibnu Rusyd, di Barat dikenal dengan nama Averroes. Ia lahir di Cordoba pada tahun 520 H/1126 M, dan wafat di Maroko pada tahun 595 H/1198 M.
Michael Angelo meletakkan patung siluetnya di atas atap Gereja Syktien di Vatikan karena dipandang sebagai filsuf pemikir merdeka (free thinker). Dante dalam Divine Comedia menyebutnya 'Sang Komentator', karena dianggap sebagai komentator terbesar atas karya-karya Aristoteles.
Ia juga banyak mengomentari karya-karya filsuf Muslim pendahulunya, seperti al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Bajjah, dan al-Ghazali. Komentar-komentarnya itu banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani. Oleh karena itu, banyak ilmuwan Eropa yang terpengaruh dengan ulasan-ulasannya (Averroeisme). Ia tidak hanya memberi komentar (anotasi), tapi juga menambahkan pandangan-pandangan filosofinya sendiri.
Sejak kecil, ia telah mempelajari Alquran, lalu ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti tafsir, hadis, fikih, dan sastra Arab. Kemudian, ia mendalami ilmu matematika, fisika, astronomi, logika, filsafat, dan ilmu kedokteran.
Ia banyak berguru kepada Abu al-Aim Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun, Abu Ja'far bin Abd al-Aziz, Abdullah al-Maziri, dan Abu Muhammad bin Rizq. Mereka merupakan representasi fuqaha yang menonjol di Andalusia ketika itu. Kemudian, belajar ilmu kedokteran pada Abu Ja'far Harun at-Tirjani dan Abu Marwan Kharbul.
Ibnu Rusyd banyak meninggalkan karya tulis, ada yang mengatakan karyanya mencapai 78 buku dalam berbagai disiplin ilmu. Seluruh daftar karya-karyanya dapat diketahui dalam Mu'allafat Ibnu Rusyd , sebuah buku yang khusus diterbitkan pada Festival Ibnu Rusyd untuk memperingati delapan abad wafatnya.
Setidaknya ada empat karya monumental yang bisa kita baca sampai sekarang, yakni :
1.            Tahafut al-Tahafut (Kerancuan dalam Kitab Kerancuan). Kitab ini membahas tentang pembelaan terhadap kaum filsuf dari beberapa kritikan yang dilontarkan al-Ghazali dalam bukunya Tahafut al-Falasifah (Kerancuan Para Filsuf). Meskipun keduanya tidak pernah saling bertatap muka, karena al-Ghazali hidup antara tahun 450-505 H, sedangkan Ibnu Rusyd hidup antara tahun 520-595 H.
2.            Fash al-Maqal fi ma bain al-Syari'ah wa al-Hikmah min al-Ittishal (Kaitan Syariat dengan Filsafat), di- tahqiq Yousep Muller di Munich, Jerman, 1959 dan diterjemahkan sekaligus diberi kata pengantar oleh George Hourani, 1962. Kitab ini menguraikan tentang keselarasan antara agama dan akal.
3.            Kulliyat fi at-Thibb (tujuh jilid), diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada tahun 1255 M oleh Bonacosa. Kemudian, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul General Rules of Medicine. Kitab ini merupakan buku panduan wajib dan selalu menjadi rujukan bagi mahasiswa kedokteran di berbagai Universitas di Eropa.
4.            Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtashid (Analisis Fikih Para Mujtahid). Menguraikan tentang berbagai pendapat imam-imam mazhab dan komentar Ibn Rusyd terhadap uraian tersebut.
Kitab yang terakhir ini, banyak diajarkan di pesantren-pesantren yang akrab dengan kajian kitab kuning, dan menjadi salah satu bacaan wajib bagi para mahasiswa Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum di IAIN/UIN, dan perguruan tinggi swasta Islam lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar